Puisi : Tanpa Hati
Kadang-kadang, di tengah perjalanan menuju
Allah, tiba-tiba jiwa kita seolah-olah terasa kekeringan. Seolah-olah ibadah
yang kita lakukan ini tidak memberi nilai kepada hati. Hati terasa
gersang,hingga kadang-kadang, mungkin terasa sudah hilang kenikmatan dan
keseronokan dalam beribadah.
Maka, sajak ini sebagai satu luahan hati.
Hati yang sudah kehilangan ‘tempat’nya. Moga Allah bantu semula dalam ‘pencarian hati’
itu !
Beribadah tanpa hati ? Tidak mungkin sekali... ~ Picture by fiksi.kompasiana.com |
Demi meraih cinta agung yang satu,
Hari ini hatiku di sini bersama-Mu,
Entah esok mungkin alpa dihanyut arus
nafsu.
Siapa yang tahu?
Kalbuku ini bukan aku yang punya,
Meski aku berhempas menyemai dan
memanjakannya,
Betapa aku tahu ada harganya di sana,
Bila aku tidak lagi mampu menjaganya,
Apakah layak bagiku habuan syurga?
Selalu aku bermonolog sendiri,
Bila hati kini mula tidak dipunyai,
Diri tidak lagi tulus menjadi hamba Ilahi,
Ibadah hanya separuh hati,
Lantas aku bertanya pada diri,
Kenapa kegersangan hingga ke tahap ini?
Sedang dulu hebat sekali,
‘Berpesta ibadah’ di pentas Ilahi,
Silih berganti masa naik turun,
Memang itulah fitrah iman,
Tetapi jangan kufur pada masa mundur.
Kelak dirimu padang jarak padang tekukur,
Biar cinta berhenti di titik ketaatan,
Kerna itu sumbu nyalaan di perjuangan.
~ Sajak Tanpa Hati ~
AfdholulRahman CA
:: Penyejuk Jiwa ::
030911
10.45 malam
Rumah Penaga, Pulau Pinang
Hati Yang Kesesatan
2 comments:
indah...
encik afdholul rahman sudah beristeri?
alhamdulillah...
Soalan itu, jawapannya sudah dan akan.
kalau mahu tahu lebih detail tentang yang itu, perlu tanya one by one.
^_^
Post a Comment